Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Naibul Fa'il dan Contohnya

naibul fail

Akademibahasaarab.com | Melanjutkan pembahasan sebelumnya, pada artikel ini kita akan membahas seputar naibu fa’il, dimana ia merupakan salah satu isim yang beri’rab marfu’.

Dalam bahasa indonesia kita pernah mendengar tentang kalimat aktif dan kalimat pasif. Dalam bahasa arab juga ada yang biasa disebut fi’il mabni ma’lum (kata lerja aktif) dan fi’il mabni majhul (kata kerja pasif). 

Naibul fa’il ada hubungannya dengan fi’il mabni majhul. Jika fi’il mabni ma’lum membutuhkan fa’il, maka fi’il mabni majhul membutuhkan naibul fa’il agar menjadi kalimat sempurna atau jumlah mufidah.

Pengertian Naibul Fa’il

Secara bahasa naibul fa’il tersusun dari dua kata, yakni “naib” yang artinya pengganti dan “fa’il” yang artinya pelaku. Jadi yang dimaksud naibul fa’il adalah pengganti pelaku (subyek). 

Adapun secara istilah, sebagaimana yang termaktub dalam kitab matan jurumiyah karya imam Abu Abdillah Muhammad Bin Muhammad Bin Dawud Ash Shanhaji adalah:

نَائِبُ الْفَاعِلِ هُوَ الْإِسْمُ الْمَرْفُوْعُ اللَّذِيْ لَمْ يَذْكُرْ مَعَهُ فَاعِلُهُ 

“Naibul fa’il adalah isim yang beri’rab marfu’ yang tidak disebutkan fa’ilnya bersamanya”

Para ulama’ nahwu juga biasa menyebut naibul fa’il dengan istilah المفعول الذي لم يسم فاعله yang artinya adalah “maful yang tidak disebutkan fa’ilnya”. Karena naibul fa’il asalnya adalah maf’ul bih yang dirubah i’rabnya menjadi marfu’. Contoh:

  • Aku telah membaca buku قَرَأْتُ الْكِتَابَ
  • Buku telah dibaca قُرِأَ الْكِتَابُ

Perhatikan 2 contoh diatas. Pada contoh pertama kata “الْكِتَابَ” adalah sebagai maf’ul bih (obyek) yang beri’rab manshub dengan tanda fathah. Adapun fa’ilnya (subyeknya) adalah “تُ” dhamir muttashil.

Kemudian pada contoh kedua kata “الْكِتَابُ” adalah sebagai naibul fa’il (pengganti fa’il). Yang mana ketika fa’ilnya pada contoh pertama dibuang, maka maf’ul bihnya berubah menjadi naibul fa’il dan berubah pula i’rabnya yang semula beri’rab manshub dengan tanda fathah berubah menjadi beri’rab marfu’ dengan tanda dhammah. Begitu pula berubah fi’ilnya, yang semula adalah fi’il ma’lum (قَرَأْ) berubah menjadi fi’il majhul (قُرِأَ)

Contoh Naibul Fa’il

Berikut ini beberapa contoh naibul fa’il dalam kalimat.

  • Buku telah dibaca قُرِأَ الْكِتَابُ
  • Pena telah diangkat رُفِعَ الْقَلَمُ
  • Makanan telah dimakan أُكِلَ الطَّعَامُ
  • Pakaian telah dicuci غُسِلَ الْمَلَابِسُ
  • Lantai telah dipel مُسِحَ الْبِلَاطُ
  • Rumah telah disapu كُنِسَ الْبَيْتُ
  • Nabi telah diutus بُعِثَ النَّبِيُّ

Cara Membuat Naibul Fa’il

Fungsi dari penggunaan naibul fa’il adalah untuk menyembunyikan pelaku (fa’il) dengan tujuan tertentu. Bisa jadi karena ia pelaku sebuah kejahatan atau memang karena tidak mau disebutkan. Bisa juga naibul fa’il digunakan karena memang tidak diketahui siapa pelakunya. 

Jika kamu ingin menggunakan naibul fa’il, kamu harus merubah dulu kata kerjanya menjadi kata kerja pasif (fi’il mabni majhul). Apabila fi’ilnya fi’il madhi caranya dengan merubah harakat huruf pertamanya menjadi dhammah dan hururf sebelum terakhir menjadi kasrah. Apabila fi’ilnya fi’il mudhari’ caranya dengan didhammah huruf pertamanya, dan difathah huruf sebelum akhirnya.contoh:

Fi’il Mabni Majhul

Fi’il Mbni Ma’lum

Jenis Fi’il

رُفِعَ

رَفَعَ

Fi’il Madhi

أُكِلَ

أَكَلَ

غُسِلَ

غَسَلَ

يُمْسَحُ

يَمْسَحُ

Fi”il Mudhari’

يُكْنَسُ

يَكْنُسُ

Cara Mengi’rab Naibul Fa’il

Sudah dijelaskan diatas bahwa naibul fa’il i’rabnya adalah marfu’. Jika ia berupa isim mufrad atau isim jamak taksir maka tandanya dhammah, dan jika ia berupa isim mutsanna maka tandanya alif, dan jika ia berupa  isim jamak mudzakkar salim dan asma’ khomsah tandanya huruf . adapun cara mengi’rabnya addalah sebagai berikut:

أُكِلَ الطَّعَامُ

أُكِلَ = فِعْلُ مَاضٍ مَبْنِي مَجْهُوْلٍ مَبْنِيٌّ عَلَى الْفَتْحِ

Ukila = fi’il madhi mabni majhul mabni ‘alal fathi

الطَّعَامُ = نَائِبُ الْفَاعِلِ مَرْفُوْعٌ وَعَلَامَةُ رَفْعِهِ الضَّمَّةُ

Ath tha’amu = naibul fa’il beri’rab marfu’ dan tandanya adalah dhammah

Cukup sekian pembahasan tentang naibul fa’il, semoga dapat dipahami dan bermanfaat bagi pembaca semuanya.


Posting Komentar untuk "Pengertian Naibul Fa'il dan Contohnya"